Wednesday, January 18, 2006

Atasi Hama, Semut Bersimbiosis dengan Bakteri

Atasi Hama, Semut Bersimbiosis dengan Bakteri
Jakarta, Senin

Kirim Teman Print Artikel
ist
Semut tertentu bersimbiosis dengan bakteri untuk membinasakan hama pengganggu sumber makanannya.
Berita Terkait:
Semut Setan Ciptakan Taman Hantu
Semut Kenali Lawan Menggunakan Zat Kimia
Semut Kejam Membangun Jerat Penyiksa
Tak hanya manusia yang bermasalah dengan berbagai hama. Semut dari genus Cyphomyrmex yang memelihara jamur juga memiliki masalah dengan hama perusak sumber makanannya itu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua spesies semut melakukan simbiosis dengan bakteri penghasil antibiotik untuk melindungi jamur. Adalah spesies Atta colombica dan Acromyrmex octospinosus di Panama yang menanam jamur menyelimuti sarangnya. Semut pekerjanya melakukan hal demikian untuk menyediakan pasokan makanan yang cukup bagi koloninya.
Namun, jamur mikro parasit dari genus Escovopsis juga menyukai jamur yang ditanam semut. Koloni jamur yang terinfeksi jamur mikro ini akan mengalami kerusakan yang parah.
Bagaimana cara semut mengatasi hal ini masih menjadi misterius sebelum para peneliti mengamati bagian bawah anggota badan semut. Pada bagian yang terletak antara kepala dan kaki depannya terdapat rongga-rongga kecil berisi bakteri yang menghasilkan antibiotik. Antibiotik inilah yang digunakan untuk membunuh hama pengganggu jamur.
"Di dalam koloni, beberapa semut pekerja mengandung jumlah bakteri yang sangat banyak," kata penelitinya Cameron Currie dari Universitas Winconsin-Madison. Hal tersebut menunjukkan bahwa semut-semut pekerja inilah yang khusus bertugas mengatasi infeksi pada jamur.
Untuk menjaga tanaman jamurnya bersih dari pengganggu, semut cukup menggosok-gosokkan bakteri ke tempat yang terinfeksi. Semut pekerja banyak menghabiskan waktunya di lokasi yang tingkat infeksinya parah. Karena bakteri berada di badannya, jamur mikro yang mengganggu langsung diserang dengan menempelkan badannya.
Namun kerja sama ini tidak diperoleh dengan gratis. Dalam laporan penelitian yang dipaparkan pada jurnal Science edisi 6 Januari, para peneliti memastikan adanya kelenjar khusus di dalam rongga badan semut yang menghasilkan nutrisi bagi bakteri.
Interaksi antara semut, bakteri, jamur, dan hama diperkirakan telah dilakukan sejak 50 hingga 65 juta tahun lalu. Sementara simbiosis antara semut dan bakteri terbentuk setelah proses evolusi selama bertahun-tahun. Selain itu muncul pula kelompok khusus dalam koloni semut yang bertugas menanam jamur.
Yang masih menjadi pertanyaan sekarang, mengapa parasit tersebut tidak resistan terhadap antibiotik yang lama diberikan? Kebanyakan parasit yang menyerang tubuh manusia menjadi resistan terhadap antibiotik jika diberikan terus-menerus dalam waktu yang lama, namun jamur mikro ini tidak. Dalam penelitian berikutnya, para peneliti akan memastikan cara bakteri menghasilkan antibiotik yang selalu manjur mengatasi jamur tersebut.
Sumber:
LiveScience.com
Penulis:
Wah

No comments: