Tuesday, December 20, 2005

Presiden Iran: Musik Barat? No Way

Presiden Iran: Musik Barat? No Way
Iran, Senin

Kirim Teman Print Artikel

Selamat tinggal musik rock, pop, dan hip-hop? Ya, itulah setidaknya yang bakal berlaku bagi masyarakat di Iran, setelah Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, melarang semua jenis musik yang dipandang berasal dari negara Barat.
Itulah keputusan yang cukup mengejutkan yang dilontarkan Ahmadinejad. Protes pun akhirnya bermunculan dari sejumlah seniman. Adalah gitaris Babak Riahipour yang menyebutkan keputusan sang presiden sebagai keputusan "yang mengerikan". "Keputusan itu menunjukkan kurangnya pengetahuan dan pengalaman," katanya.
Surat kabar IRAN Persian Daily melaporkan, Senin (19/12), Ahmadinejad, yang juga bertindak sebagai kepala tertinggi dewan revolusioner kebudayaan, memerintahkan untuk segera memberlakukan perundang-undangan yang isinya melarang segala bentuk jenis musik yang datang dari Barat, tak terkecuali musik klasik, di seluruh saluran radio di negaranya.
"Memblokir perbuatan yang tak senonoh dan musik barat di Republik Islam Iran sangat diperlukan," demikian salah satu penyataan yang dikeluarkan kantor dewan melalui situs resminya.
Langkah tak popular yang dilakukan Ahmadinejad, tentu saja mengingatkan pada langkah serupa yang dilakukan Ayatollah Ruhollah Khomeini. Setelah revolusi Islam di tahun 1979, ia menganggap musik melanggar hukum. Khomeini menilai hal tersebut adalah sesuatu yang "memabukkan".
Keputusan inilah, yang membuat banyak musisi Iran yang mengungsi ke luar negeri dan membangun industri musik Iran di Los Angeles. Tetapi kemudian semangat revolusioner mulai meredup, ketika sejumlah pertunjukan musik klasik mendapat tempat di stasiun radio dan tv di Iran. Bahkan, Khomeini mengizinkan musik klasik diputar di radio milik pemerintah. Pertunjukan musik klasik di hadapan publik pun mulai muncul di akhir tahun 1980-an.
Sejak sepeninggal Khomeini, musik pop bahkan mulai memperlihatkan geliatnya di gerai-gerai toko kaset di Iran. Malah di bawah kepemimpinan presiden reformis Mohammad Khatami kebijakan jauh lebih kendur.
Tapi kini sejarah Iran kembali terulang di bawah kendali Ahmadinejad. Namun upaya tersebut mendapat protes. Awal bulan ini, Ali Rahbari, konduktor Tehran’s symphony orchestra, undur diri dan meninggalkan Iran sebagai bentuk protes.
Sebelum pergi, ia memainkan simponi kesembilan Beethoven di gedung Teater Tehran selama beberapa hari. Itu menjadi penampilan pertama di Tehran sejak revolusi tahun 1979. Orang-orang konservatif justru menuding penampilan emosional Rahbari saat itu sebagai upaya mempromosikan nilai-nilai barat.
Sumber:
AP/reuters
Penulis:
Eh

No comments: