Tuesday, June 20, 2006

PENANGKAP EMBUN

Menangkap Embun Layaknya Kumbang Gurun

Jakarta, Rabu


Kirim Teman | Print Artikel

Andrew Parker
Kumbang gurun dari jenis Stenocera memiliki struktur tubuh yang efektif untuk mengumpulkan embun setiap pagi.

Meskipun kering dan tandus, para ilmuwan dapat mengumpulkan air di padang pasir dengan efektif. Menggunakan material khusus, titik-titik embun dari uap air yang terbentuk setiap fajar dapat dikumpulkan menjadi satu.

Material yang dikembangkan merupakan biomimikri, meniru taktik kumbang gurun dari jenis Stenocara untuk memperoleh air setiap pagi. Taktik sejenis kumbang yang hidup di Gurun Namibia itu sendiri telah dipaparkan Andrew Parker, seorang pakar biologi dari Universitas Oxford, dalam jurnal Nature pada 2001.

Gurun Namibia tergolong sangat tandus karena hanya diguyur hujan kurang dari dua centimeter dalam setahun. Namun, setiap menjelang matahari terbit, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup di hamparan gurun yang tandus diselimuti kabut uap air tipis.

Titik-titik air dari kabut tersebut akan menempel di permukaan kulit punggung kumbang yang keras. Karena permukaan kulitnya kedap air, titik-titik air yang mengembun akan melalui jalur di antara lekuk-lekuk sayapnya menuju ke kepalanya.

"Hal tersebut menyebabkan sejumlah embun terkumpul di lekukan di kepala yang bersifat kedap air dan lama-lama semakin banyak," kata ketua penelitinya, Michael Rubner, seorang profesor ilmu material dari Institut Teknologi Massachusetts (MIT). Ketika jumlahnya berlebih, air meluber lalu mengalir ke jalur khusus ke mulutnya sehingga kumbang dapat menikmati minumannya yang segar.

Untuk menangkap embun, Rubner dan koleganya Robert Cohen membangun arsitektur material menyerupai permukaan kulit kumbang dari campuran kaca dan plastik. Hasil penelitian tersebut dilaporkan dalam jurnal Nano Letters.

Material seperti ini suatu saat dapat digunakan dalam sistem pendingin. Lembaga militer AS juga tertarik menggunakan material ini untuk membersihkan substansi berbahaya. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) dan National Science Foundation (NSF) ikut mendanai proyek pengembangan material ini.


Sumber: LiveScience.com
Penulis: Wah

No comments: