Sunday, June 11, 2006

Jamur Pengurai Sampah Plastik

Jamur Pengurai Sampah Plastik

Jakarta, Rabu


Kirim Teman | Print Artikel
ist
Jamur Phanerochaete chrysosporium yang biasa tumbuh di kayu busuk ternyata dapat menguraikan plastik jenis resin fenol.

Jenis jamur tertentu yang biasanya menguraikan kayu ternyata juga dapat mengunyah plastik. Temuan para peneliti AS ini menawarkan metode pengolahan sampah plastik agar tidak tertimbun di tanah selamanya dan mencemari lingkungan.

Namun, tidak semua jenis plastik dapat diuraikan. Plastik yang baru dapat diuraikannya adalah jenis resin fenol yang banyak digunakan untuk membuat lem plywood dan papan serat kayu atau pada cetakan mobil. Plastik memiliki molekul yang besar dan sulit dipecahkan terbentuk dari molekul-molekul fenol berbentuk cincin dan formaldehida yang diberi tekanan dan panas tinggi.

Jenis plastik ini populer sebab tahan lama. Namun, efek sampingnya sulit didaur ulang. Tidak seperti polietilen yang digunakan untuk kemasan air mineral, resin tersebut sangat keras sehingga sulit meleleh. Sekitar 2,2 juta ton resin fenol diproduksi di AS setiap tahun atau sekitar 10 persen dari jenis plastik yang diproduksi di sana.

Sebagian sampah resin fenol digunakan lagi dalam bentuk aslinya. Percobaan daur ulang juga dilakukan dengan memanaskan pada suhu tinggi dan menggunakan larutan kimia. Namun, cara seperti ini mahal dan menghasilkan produk samping yang mencemari lingkungan.

Adam Gusse dan koleganya dari Universitas Winconsin-La Crosse kemudian meneliti manfaat jamur yang biasanya hidup di pangkal batang yang membusuk. Jamur yang berwarna putih ini menghasilkan ramuan enzim yang dapat memecah lapisan lignin yang keras. Lignin memiliki struktur kimia yang mirip resin fenol karena disusun dari molekul-molekul yang saling berikatan.

Gusse meletakkan serpihan-serpihan resin fenol ke lima spesies jamur berbeda untuk membandingkan pengaruhnya. Tim peneliti melihat terdapat satu spesies bernama Phanerochaete chrysosporium yang berubah warna tubuhnya dari putih menjadi merah muda setelah beberapa hari. Hal tersebut menunjukkan bahwa jamur tersebut telah menguraikan resin menjadi molekul-molekul polimer lebih kecil yang berwarna merah muda.

Mereka memastikan temuannya setelah memberi makan jamur tersebut dengan resin fenol yang mengandung isotop karbon lebih berat. Hasilnya, isotop terserap ke tubuh jamur setelah berpesta plastik.

"Kerusakannya jelas sekali terlihat," kata Gusse. Dengan mikroskop elektron, permukaan resin terlihat penuh dengan kawah seperti bekas dikunyah.

Menurut Gusse, jamur tersebut bahkan dapat dimanfaatkan untuk mendaur ulang komponen-komponen fenol jika metode pemanfaatannya telah dikembangkan. Namun, ide tersebut masih jauh untuk dikomersialkan.

Sejauh ini, para peneliti belum menghitung seberapa efektif jamur menguraikan resin. Gusse memperkirakan butuh waktu beberapa bulan untuk menyelesaikannya.

Jamur putih sejenis lainnya juga diketahui memiliki kemampuan menguraikan plastik jenis polystyrene atau polutan seperti polychlorinated biphenyl (PCB). "Mereka mengeluarkan enzimnya dan memangsa apapun di sekitarnya," kata Gusse.

Sumber: Nature.com
Penulis: Wah

No comments: