Monday, April 03, 2006

Penggunaan Ponsel Meningkatkan Resiko Tumor Otak

Penggunaan Ponsel Meningkatkan Resiko Tumor Otak
Stockholm, Senin

Kirim Teman Print Artikel
ist
Penelitian terbaru di Swedia menyimpulkan bahwa ada hubungan antara penggunaan ponsel dengan resiko meningkatnya tumor otak
Berita Terkait:
Ponsel Tidak Meningkatkan Risiko Kanker Otak
Ponsel Bisa Tingkatkan Risiko Tumor
Ponsel Lama Sebabkan Kanker Otak?
Walau masih menjadi perdebatan sengit, namun penelitian terbaru di Swedia menyatakan bahwa penggunaan telepon selular (ponsel) dalam waktu lama bisa meningkatkan resiko munculnya tumor otak.
Tahun lalu, Dutch Health Council, dalam suatu telaah terhadap berbagai riset di seluruh dunia, tidak menemukan bukti adanya bahaya yang ditimbulkan radiasi ponsel atau pemancar televisi. Sedangkan survey selama empat tahun dari Inggris yang diumumkan Januari lalu menyatakan tidak ada hubungan antara penggunaan ponsel dengan tumor-tumor yang paling sering muncul. Meski begitu, para peneliti dari Institut Nasional Swedia mengatakan, mereka telah meneliti penggunaan ponsel pada 905 orang berusia antara 20 dan 80 yang didiagnosa memiliki tumor otak, dan menemukan hubungan keduanya.
"Secara keseluruhan, 85 dari 905 kasus ini berkaitan dengan penggunaan ponsel dalam waktu lama," demikian ditulis dalam laporan penelitian. "Study juga menunjukkan bahwa peningkatan resiko ini lebih terlihat pada sisi kepala yang sering dipakai untuk menelpon."
Kjell Mild, pimpinan penelitian, berdasarkan studynya menyimpulkan, pengguna berat ponsel, seperti orang-orang yang melakukan panggilan telpon hingga 2.000 jam dalam hidupnya, memiliki peningkatan resiko tumor hingga 240 persen di sisi otak yang dipakai menelpon.
"Salah satu cara untuk menekan resiko itu adalah dengan menggunakan handsfree," katanya.
Perlu dijadikan catatan di sini bahwa berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan ponsel bisa meningkatkan resiko kanker. Namun hasil penelitian terbagi menjadi dua kubu. Satu menganggap pemakaian ponsel bisa meningkatkan resiko terkena tumor otak, sedang yang lain tidak melihat ada hubungan antara dua hal tersebut.
Sumber:
reuters
Penulis:
Wsn

No comments: