Tuesday, April 04, 2006

Mengapa Laba-laba Tidak Memuntir Saat Menggantung?

Mengapa Laba-laba Tidak Memuntir Saat Menggantung?
Jakarta, Selasa

Kirim Teman Print Artikel
ist.
Laba-laba tetap kokoh di ujung benangnya yang anti-puntir.

Laba-laba begitu cekatan meluncur dari sarangnya dengan sehelai benang sutera yang dihasilkan tubuhnya sendiri. Saking gesitnya, hewan berkaki delapan tersebut hampir tidak pernah memuntir saat badannya menggantung pada benang tersebut.
Mengapa demikian? Setelah diteliti, benang tipis yang terkenal sangat kuat itu ternyata mengandung struktur molekul yang stabil sehingga tidak mudah memuntir.
Untuk mengukur kekuatannya, para peneliti mencoba menggantungkan sebuah benda yang beratnya sama dengan berat tubuh laba-laba jenis Araneau diadematus. Mereka memuntir benda yang digantung di ujung benang sekitar 90 derajat lalu melepaskannya.
Kemudian diukur berapa lama benda tersebut kembali ke posisi semula. Hal tersebut dilakukan juga menggunakan jenis benang yang berbeda-beda.
Salah satu jenis benang yang digunakan adalah serat Kevlar. Meskipun dapat digunakan untuk membuat rompi antipeluru, benang jenis ini tidak punya kemampuan menahan puntiran.
Sedangkan benang lembut dari bahan tembaga metalik dapat menahan puntiran dengan baik. Benda yang digantung hampir tidak memuntir setelah diputar. Namun, benang tembaga menjadi rapuh setelah dipuntir beberapa kali.
Urusan tidak memuntir, benang laba-laba ternyata bahan yang paling baik. Benang yang dihasilkan spesies A. diadematus itu tidak memuntir sebaik serat tembaga, namun jauh lebih kuat.
Pengamatan di bawah mikroskop menunjukkan bahwa konfigurasi molekul benang laba-laba dapat membentuk memori. Artinya, benang dapat benar-benar kembali ke bentuk semula ketika mengalami perubahan karena bergerak atau menekuk.
Sifat-sifat ini menguntungkan bagi laba-laba. Puntiran benang dapat memicu ayunan yang menghambat gerakan laba-laba saat menangkap mangsa atau menghindari musuhnya. "Laba-laba sebaiknya tidak berayun saat turun karena pada saat itulah ia lebih mudah diserang predator," kata penelitinya Olivier Emile dari Universitas Rennes, Prancis.
Sumber:
LiveScience.com
Penulis:
Wah

No comments: