Thursday, March 02, 2006

Awal dari teknologi hologram

Plasma Laser Tampilkan Gambar 3D di Udara
Jakarta, Jumat

Kirim Teman Print Artikel
ist
Menggunakan sistem motor, lensa, dan cermin galvanometrik para peneliti membentuk titik mengambang (putih) di sekitar titik api laser.

Para peneliti Jepang berhasil menampilkan citra tiga dimensi (3D) di udara layaknya hologram yang digambarkan dalam berbagai film fiksi. Keberhasilan ini adalah hasil kerjasama antara Institute Nasional Sains dan Teknologi Industri Mutakhir Jepang (AIST), Universitas Keio, dan Burton Inc.
Tidak seperti kesan 3D di monitor dua dimensi, yang terlihat demikian karena perbedaan binocular mata manusia, citra 3D ini tersusun dalam bentuk rangkaian titik cahaya mengambang dari sebuah perangkat berbasis laser. Meskipun demikian, keterbatasan daya pandang mata manusia dan batasan fisik karena kesalahan pembentukan citra virtual membuatnya belum begitu sempurna.
Perangkat tersebut menggunakan fenomena emisi plasma dekat titik api yang dibentuk oleh laser yang difokuskan. Dengan mengendalikan posisi titik api titik fokus dalam sumbu x (panjang), y (lebar), dan z (tinggi), citra 3D di udara dapat ditampilkan.
Peneliti Universitas Keio dan Burton Inc. menyatakan, ketika sinar laser difokuskan, emisi plasma yang berpendar akan terbentuk di dekat titik apinya. Mula-mula, mereka mencoba mengembangkan alat untuk menampilkan gambar dua dimensi di udara. Gambar tersebut disusun oleh rangkaian titik yang dihasilkan dengan teknik kombinasi pancaran laser dan cermin galvanometrik.
Sebab, untuk membentuk gambar 3D di udara, diperlukan pengaturan arah sepanjang sumbu sinar yang lebih rumit. Selain itu, diperlukan juga kualitas laser yang lebih baik serta variasi posisi titik api yang lebih banyak. Itulah sebabnya, mengapa untuk menampilkan gambar 3D di udara tidak mudah.
Apa yang dilakukan para peneliti untuk menampilkan citra 3D adalah memodifikasi gambar dua dimensi dengan sistem motor linier dan pulsa inframerah berkualitas tinggi dan tajam. Dengan demikian, dapat terbentuk gambar 3D mengambang yang tersusun dari rangkaian titik api.
Sistem motor linier dapat membuat variasi posisi titik api dengan cara memindai sebuah lensa yang diletakkan di sekelilingnya. Dengan alat ini, pembentukan gambar di sumbu z mungkin dilakukan. Sedangkan, untuk gambar pada arah sumbu x dan y, digunakan cermin galvanometrik biasa.
Laser berkualitas tinggi yang terbentuk dari pengulangan pulsa pada frekuensi sekitar 100 hertz menghasilkan plasma yang dapat dikontrol dengan sangat teliti. Dengan demikian, akan terbentuk gambar yang tajam dan jarak gambar dengan sumber laser dapat ditambah beberapa meter.
Emisi laser membutuhkan waktu sekitar satu nanodetik atau 1000 mikrodetik. Alat tersebut menggunakan sebuah pulsa untuk membentuk sebuah titik. Mata manusia sendiri baru dapat melihat bentuk rangkaian minimal 100 titik perdetik. menggunakan software, pulsa-pulsa tersebut dapat diatur dan dikendalikan untuk menghasilkan berbagai bentuk tiga dimensi.
Sumber:
physorg.com
Penulis:
Wah

No comments: